Meski hampir satu tahun ibunda Ayu Dewi meninggal dunia yakni pada 29 November 2018 silam, namun artis kocak ini masih sangat mengingat kebersamaannya. Dalam sebuah rekaman video bersama sahabatnya Melaney Ricardo, Ayu Dewi menyatakan bahwa dirinya masih teringat jelas momen saat bersama ibunya tersebut.
Seperti diketahui saat Ayu Dewi ditinggalkan Ibundanya, perempuan kelahiran Jakarta, 7 September 1984 ini sangat terpukul karena merasa belum maksimal memberikan kasih sayangnya. Saat pemakaman, Ayu bahkan harus dipapah dijalan karena tidak kuasanya ditinggal sosok yang paling penting dalam hidupnya. Untuk bisa bangkit lagi Ayu pun butuh beberapa hari untuk bisa sembuh dari keterpurukannya.
“Yang gua inget lagi waktu momen dia (ibu) udah nggak ada. Waktu dia sampai sini (rumah), gua cuma bilang sama Allah,”ya Allah saya tuh nggak pengen, tapi boleh nggak minta balik gitu”. Karena yang gua pengen bukan jenazahnya tapi dia semasa hidup,” jelas Ayu
“Kadang-kadang tuh gua mikir, boleh nggak sih balik lagi waktu cuma bertiga doang. Bukan gua nggak sayang sama anak-anak gua dan suami gua. Tapi, gua rindu momen itu,” tambah Ayu.
Bagi Ayu, Ibudanya memang merupakan sosok yang sangat berharga. Begitu berharganya, dirinya bahkan masih mengingat hal-hal kecil kebersamaan bersama ibunya tersebut seperti salim ketika hendak pergi bekerja.
Saat menemani ibunya menjalani perawatan di Rumah Sakit, Ayu pun bercerita pada Ricardo bahwa dirinya tak mau kehilangan kesempatan untuk mencurahkan kasih sayangnya. Entah itu melalui sentuhan atau ucapan, Ayu mengaku terus memberikan perhatiannya.
“Saat-saat terakhir itu waktu di rumah sakit. Beberapa hari tuh di rumah sakit, dia udah nggak bisa ngomong gitu kan. Gua cuma megang tangannya. Ada momen-momen dia mau ngomong tapi pakai gerakan, kedipan, segala macam. Gua sayang-sayang,” ucap Ayu.
Tidak hanya memberikan kasih sayang, saat di Rumah Sakit, Ayu juga sempat meminta maaf pada sang bunda. Dalam vlog Melaney tersebut , istri dari Regi Datau tersebut mengungkapkan.
“Gua pernah minta maaf. “Maaf ya, kalau selama ini Ayu selalu marah”. Misalnya, kalau sakit marah peduli, “ayo dong bu minum obat, jangan capek-capek”. Kadang-kadang orang tua nggak mau minum obat, nggak mau ke dokter,”
Sang bunda sendiri menjawab bahwa bahwa Ayu tidak memiliki salah. Sehingga, tidak perlu meminta maaf. Dari sini tangis Ayu pun tak terbendung dalam penyesalan karena menurutnya dirinya belum maksimal memberikan yang terbaik untuk ibundanya.
“Soon satu tahun, itu kayak banyak detik penyesalan. Gua merasa selalu kurang. Kurang peluk, Kurang bilang i love u. Mungkin mereka kan selama ini ngasih kasih sayang terus, ngasih perhatian. Kadang-kadang, kita kalau dikasih terus itu kan lupa kasih balik ya,”tutur Ayu.
Namun sebesar apapun penyesalannya, Ayu sadar bahwa hanya doa untuk almarhumah-lah yang sekarang paling penting dilakukan. Meski sudah mulai kembali bangkit, namun ingatan kepada Ibudanya tidak akan pernah lenyap. Tapi karena dirinya merasa masih banyak yang membutuhkannya, Ayu pun sadar bahwa dirinya memang harus bangkit dan belajar menjadi kuat.
“Gua bisa memberikan doa yang sama seperti ibu gua memberikan doa untuk gua. Karena gua merasa sekali dari kecil sampai besar ibu gua doanya nggak berhenti. Itu bikin gua kuat dan itu yang kayaknya harus gua tanem supaya anak-anak gua kuat,” jelas Ayu.
Kini Ayu mengaku lebih fokus mencurahkan perhatian pada keluarga yang membutuhkannya. Ayu pun menyatakan bahwa tujuan hidupnya sekarang adalah membahagiakan keluarga dan membanggakan orang-orang yang dicintainya.
